Dibandingkan dengan mobil listrik, perkembangan motor listrik terbilang lebih lambat. Hal ini bisa dilihat dari berbagai aspek mulai dari teknologi hingga volume penjualan di Indonesia yang tidak terlalu bagus.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Hari Budianto mengatakan, saat ini segmen sepeda motor listrik di Indonesia diramaikan oleh 43 merek. Berdasarkan SRUT, populasi motor listrik saat ini sekitar 21 ribu unit.
“Dari situ terlihat rata-rata penjualan sepeda motor listrik per bulan hanya sekitar 1.000 unit. Ada beberapa hal yang membuat permintaan masih relatif kecil, salah satunya adalah faktor harga sepeda motor listrik yang masih mahal.” kata Hari dalam diskusi yang digelar Forum Jurnalis Otomotif. (Forwot) beberapa waktu lalu.
Selain itu, penerapan motor listrik juga memerlukan sebuah adaptasi pasar sehingga membutuhkan waktu agar jumlah permintaan mulai meningkat. Beberapa hal yang menjadi faktor adaptasi pasar adalah faktor harga, performa kendaraan dan kepraktisan pengisian baterai. Dan juga di Indonesia rawan banjir, jadi sebisa mungkin komponen listrik yang ada di dalam motor listrik bisa kedap dan tahan akan banjir.
Dalam hal pengisian baterai, ia menilai salah satu teknologi yang paling tepat adalah teknologi battery swap. “Oleh karena itu, fasilitas battery swap harus ditingkatkan. Kemudian, animo masyarakat juga perlu didorong dengan berbagai subsidi untuk motor listrik. Dengan begitu, permintaan sepeda motor listrik akan semakin tinggi dan pasar sepeda motor listrik akan semakin diramaikan oleh motor listrik. banyak pabrikan, termasuk pabrikan besar,” ujarnya.
Sambil menunggu sejumlah faktor pendukung itu terpenuhi, beberapa merek besar juga tengah serius di pasar sepeda motor listrik. Beberapa merek yang sudah melakukan persiapan antara lain Honda, Yamaha, dan Piaggio.
PR & Communications Manager PT Piaggio Indonesia, Ayu Hapsari mengatakan, “Dengan berbagai inovasi yang hadir di semua lini ekosistem kendaraan listrik, baik regulasi insentif yang dihadirkan pemerintah, teknologi dari pabrikan kendaraan listrik dan masih banyak elemen lainnya, Piaggio Indonesia melihat pasar kendaraan listrik, termasuk kendaraan roda dua, telah tumbuh dengan stabil selama beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, lanjutnya, dari sisi konsumen juga terlihat animo masyarakat terhadap kendaraan yang ramah lingkungan dan hemat bahan bakar juga terlihat. Hal ini terlihat dari perkembangan pemain di ekosistem dan industri kendaraan listrik di pasar dan dapat dilihat dengan menggeliatnya kendaraan listrik di berbagai acara pameran otomotif.
“Kementerian Perhubungan juga telah mencatat, hingga saat ini jumlah motor listrik yang telah mengantongi sertifikat registrasi uji tipe atau SRUT telah mencapai lebih dari 20 ribu unit. Oleh karena itu, Piaggio Indonesia tentu percaya bahwa potensi EV ini sangat menjanjikan di pasar Indonesia,” kata Ayu kepada Republika.co.id beberapa waktu lalu.
Hal ini pula yang mendorong Piaggio melakukan berbagai persiapan untuk menyambut pasar sepeda motor listrik. Menurutnya, selain meninjau infrastruktur dan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, berbagai macam persiapan yang dilakukan Piaggio antara lain persiapan terkait infrastruktur dan SDM internal.
Di satu sisi, secara global, Piaggio Group juga telah menunjukkan partisipasi dalam konsorsium baterai kendaraan listrik bersama dengan beberapa produsen sepeda motor lainnya.
“Tentu kami sangat berharap dapat benar-benar berkontribusi dan mendukung kendaraan listrik dengan memperbanyak pilihan produk kendaraan listrik berbasis baterai dari brand milik PT Piaggio Indonesia setelah persiapan yang maksimal,” ujarnya.